Wednesday, December 9, 2020

Impian Norgay

Kita semua tahu, orang pertama yang berhasil sampai di puncak Everest adalah Edmund Hillary. Namun sedikit yg tahu bhw tanpa bantuan sherpa atau pemandu, Hillary tak akan pernah sampai di sana. Namanya Tenzing Norgay. 

Setelah peristiwa bersejarah itu, Edmund Hillary mendapat gelar 'Sir' dari Ratu Elisabeth II dan seketika menjadi orang terkenal. 

Lalu mengapa Tenzing Norgay tidak ikut terkenal dan mendapatkan hal yang serupa dengan Hillary. Saat mereka berdua turun dari puncak, semua wartawan berebut mewawancarai Hillary. Hanya seorang wartawan yang mendekati Norgay. 

Wartawan tersebut bertanya "Bukankah kamu sebagai sherpa bisa jadi orang pertama yang tiba di puncak?"

Norgay berkata "Pada saat tinggal 1 langkah mencapai puncak, saya persilahkan Hillary untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama yang berhasil menaklukan puncak tertinggi di dunia." 

Wartawan itu lanjut bertanya "Mengapa kamu lakukan itu?" 

Norgay berkata "Karena itu impian Hillary, bukan impian saya. Mimpi saya adalah berhasil membantu ia mencapai mimpinya."


Thursday, July 27, 2017

Istri Setia

Pria ini berpikir bisa selalu memeluk erat seorang wanita yang dia nikahi dan yang pernah memberi kebahagian dalam hidupnya.

Dia pernah bersumpah untuk selalu membuat istrinya bahagia seumur hidupnya. Seiring berjalannya waktu, pria bernama Chang yang dulu statusnya hanya seorang buruh. Kini telah menjadi kepala bagian, lalu membuat perusahaan konstruksi sendiri. Sekarang perusahaannya semakin besar dan terkenal, godaan terhadap dirinya pun semakin banyak.

Malam itu, dia membalikkan badan istrinya, hanya sekedar ingin berhubungan suami istri. Namun dia menyadari, kini istrinya semakin menua, tubuh yang langsing kini sudah berisi, kulitnya pun tidak halus lagi.

Jika dibandingkan dengan sejumlah wanita cantik di sekelilingnya, dia hanyalah seorang wanita desa yang kusam, keberadaan istrinya mengingatkannya pada masa lalu yang sederhana. Dia berpikir, pernikahan ini sudah mencapai titik akhirnya.

Dia menyetorkan uang sebesar satu juta yuan ke rekening istrinya, agar istrinya dapat membeli rumah yang nyaman di pusat kota. Dia bukanlah pria yang tak berperasaan, tidak mengatur kehidupan istrinya selanjutnya, dia merasa kurang tenang. Akhirnya dia pun meminta untuk bercerai.

Istrinya duduk di hadapannya, dengan tenang mendengar alasan perceraiannya, mata istrinya pun terlihat tenang.

Namun mereka telah menikah 20 tahun, dia tahu betul semua tentang isrinya, dia tau bahwa tatapan tenang istrinya, sebenarnya menyimpan rasa perih yang teramat dalam di dalam hati.

Dia tiba-tiba menyadari bahwa dia sangat kejam.

Hari yang telah ditentukan untuk berpisah pun tiba.

Hari itu sesuatu terjadi pada perusahaannya, ia menyuruh istrinya agar menunggu di rumah sebentar.

Saat siang hari, ia akan kembali membantu istrinya pindahan.

Pindah ke rumah baru yang telah dibelinya itu, dan 20 tahun pernikahan mereka berakhir sampai disini.

Sepanjang pagi, hatinya sangat gelisah.

Begitu siang tiba, ia segera kembali ke rumah. Namun rumah sudah sepi, istrinya telah pergi.

Di atas meja ia mendapati, kunci rumah yang ia belikan untuk istri, buku tabungan yang nilainya satu juta, dan sepucuk surat yang ditulis oleh istrinya untuk dia.

Ini adalah surat pertama yang ditulis oleh istrinya untuk dia:

“Aku sudah pergi, kembali ke rumah orangtua di kampung ku.

Semua selimut sudah aku cuci, dan juga sudah dijemur, aku menaruhnya di rak sebelah kiri, saat musim dingin tiba, jangan lupa mengeluarkannya.

Semua sepatu kulit sudah ku semir, jika robek kamu bisa pergi ke toko sol sepatu dekat rumah.

Kemeja di lemari bagian atas, kaos kaki dan tali pinggang di laci bawah.

Saat beli beras, ingat beli merek Jin Xiang, pergilah ke supermarket, di sana tidak akan ada merek yang palsu.

Xiao Sun setiap minggu akan datang untuk bersih-bersih, jangan lupa berikan gaji dia setiap akhir bulan.

Oh ya, jika ada baju yang sudah tak terpakai, berikanlah pada Xiao Sun, dia akan mengirimkannya ke kampung, keluarga mereka akan sangat senang.

Setelah aku pergi, jangan lupa minum obat, lambung mu kurang sehat, saya sudah menyuruh orang membelikan mu obat lambung dari Hong Kong, seharusnya cukup untuk setengah tahun.

Dan lagi, kamu selalu lupa membawa kunci saat keluar rumah, aku sudah menitipkannya pada resepsionis, jika kamu lupa lagi, ambilah di sana.

Saat pagi, jangan lupa tutup jendela sebelum keluar rumah, air hujan yang masuk akan membahasi lantai.

Aku sudah membuatkan pangsit untuk mu, saat pulang, masaklah itu.”

Setiap huruf yang ditulis istrinya sangat tidak rapi. Namun setiap katanya bagaikan peluru yang menusuk ke dada secara bertubi-bertubi.

Dia perlahan menuju dapur, memasak pangsit yang sudah disiapkan.

Dia tiba-tiba berpikir akan 20 tahun yang lalu, dia berdiri di antara tumpukan tiang dan menjadi buruh semen.

Tidak jauh dari tumpukan tiang tersebut ada suara yang berteriak memanggil namanya sambil membawakan pangsit, mengingatkannya akan suara yang membawakan kebahagiaan itu; mengingatkannya akan rasa puas setelah memakan pangsit itu.

Seakan baru saja melewati sebuah pesta; mengingatkannya akan masa dimana ia mengucapkan sumpah, “aku akan membuat wanita ku bahagia.”

Dia berbalik menuruni tangga dan segera masuk ke mobil.

setengah jam, ia sampai ke stasiun kereta dan mendapatkan istrinya hendak masuk ke kereta menuju kampungnya.

Dengan nada yang tinggi ia berkata, “Kamu mau kemana?! Aku begitu lelah kerja setengah hari ini, dan tidak ada nasi di rumah, istri macam apa kamu? Keterlaluan, cepat ikut aku pulang!”

Dia terlihat sangat galak dan kasar.

Istrinya pun dengan mata yang basah, mengikutinya dari belakang dan ikut pulang ke rumah.

Perlahan-lahan, air mata istrinya menjadi bunga mekar.

Istrinya tidak tahu, dia yang berjalan di depan juga sedang menangis.

Saat perjalanan dari rumah menuju stasiun kereta, ia sangat ketakutan, takut juga tidak menemukan istrinya lagi, takut kehilangan istrinya.

Dia memarahi diri sendiri, begitu bodoh, hendak mengusir istri sendiri, ternyata kehilangan istrinya, seperti kehilangan tulang rusuk, begitu sakit. Pengalaman ini, membuat hubungan mereka semakin erat setiap harinya.

Sayangilah istri anda karena kehilangan seorang istri yang baik hatinya sama saja seperti kehilangan tulang rusuk. Istri yang baik akan menemani engkau hingga engkau sukses dan kaya raya. Namun setelah engkau kaya raya, janganlah engkau berpaling dari mereka dan menggangap mereka tidak lagi berguna. Pernah ada orang berkata “kesetiaan seorang wanita diuji ketika sang pria tidak mempunyai apa-apa, dan kesetian seorang pria diuji ketika ia telah mempunyai segalanya”.

Sunday, July 16, 2017

Aaron Levie - Dropout Kuliah dan Jadi Triliuner di Umur 30 Tahun


Jakarta - Mungkin untuk sebagian orang memiliki pendidikan tinggi dan juga didukung dengan kondisi lingkungan yang memadai, menjadi syarat penting untuk bisa meraih kesuksesan luar biasa. Namun kita tidak bisa menebak dengan pasti apa yang akan terjadi pada karir seseorang di kemudian hari.

Sebagai bukti, ada seorang mahasiswa drop out yang dengan segala keterbatasannya mencoba untuk membuktikan bahwa dirinya bisa mengembangkan diri bahkan mencapai kesuksesan besar dengan caranya sendiri. Ia adalah Aaron Levie yang saat ini dikenal sebagai CEO Perusahaan Box, layanan penyimpanan data digital berbasis komputasi awan.

Nyatanya sebelum mencapai kesuksesan seperti saat ini, ia pernah berada pada kondisi yang sangat dilematis. Namun dengan keberanian untuk keluar dari zona aman, pria berambut ikal ini berhasil membuktikan eksistensi diri bahkan menyabet gelar triliuner muda di usia 30 tahun. Selengkapnya tentang kisah Aaron Levie, bisa rekan-rekan simak pada berikut ini.

Awal Karir Aaron Levie Membangun Box
Aaron Levie mempunyai ketertarikan pada dunia teknologi sejak masih muda.

Dan langkah besar diambil ketika ia lulus dari Mercer Island High School, lalu melanjutkan pendidikan di University of Southern California. Di sinilah Ia mulai berkeinginan untuk mengembangkan perusahaan teknologi mandiri. Tepatnya di tahun 2004, kala itu Ia mendapatkan tugas kuliah tentang perkembangan penyimpanan data digital di beberapa perusahaan besar. Dari situ ia menangkap adanya peluang bisnis untuk menyediakan layanan penyimpanan data pada komputasi awan atau yang sering disebut cloud storage.

Setelah itu ia mulai berpikir untuk menggali lebih dalam potensi bisnis yang berhasil ia tangkap tersebut. Ia menelepon puluhan perusahaan dan organisasi untuk menanyakan bagaimana mereka menyimpan data digital. Dari situ keyakinan Levie semakin tinggi akan inovasi bisnis yang ia ingin bangun.

Setelah memikirkannya dengan matang, bersama seorang rekan yakni Dylan Smith, mereka berdua mulai mengembangkan konsep pelayanan penyimpanan awan yang menyasar target perusahaan dan organisasi di kawasan Amerika. Tepatnya di tahun 2005, layanan Box pertama kali tercetus dan mulai membuka usaha.

Drop Out Kuliah Dan Berbagai Tantangan Bisnis
Di 2005 juga, Levie mengambil cuti dari universitas untuk fokus menggarap bisnis Box. Dari kantor awal yang ada di Mercer Island, untuk membawa perusahaan Box naik ke tingkat yang lebih tinggi mereka memindahkan kantor di Berkeley California. Dari situ perjalanan Levie yang resmi menyandang 'gelar' drop out, penuh dengan tantangan. Di 2007, layanan jasa penyimpanan awan sudah mulai banyak dikembangkan oleh perusahaan lain.

Bagi perusahaan Box, hal ini tentunya menjadi tantangan sekaligus ancaman keberlangsungan bisnis mereka. Namun berkat kerjasama yang baik dan juga kerja keras untuk membangun inovasi layanan penyimpanan data digital yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, perlahan Box terus dipercaya oleh para kliennya yang mayoritas perusahaan besar di Amerika.

Perkembangan Layanan Box
Di 2012, Box mulai menjalankan perl bisnis ke wilayah lain yakni di benua Eropa. Kemudian, layanan Box terus mengalami perkembangan hingga 'menjajah' hampir seluruh wilayah di dunia. Saat ini pengguna layanan Box, sudah tersebar dan berhasil menjadikan perusahaan ini sebagai salah satu pilihan utama jasa penyimpanan data berbasis komputasi awan.

Dari situ pencapaian sang founder Aaron Levie dalam hal finansial tentunya juga ikut terdongkrak naik. Dalam taksiran beberapa situs ekonomi dunia, kekayaan dari Levie sudah mencapai lebih dari US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun kurs saat ini.

Yang menarik dari sosok Aaron Levie adalah dia masih terus mempertahankan gaya hidup sederhana yang ia lakukan sejak masa berjuang dulu. Bersama mobil sedan keluaran lama yang sudah menemani sejak ia berkuliah, Levie terlihat lebih nyaman menyantap menu makanan di restoran cepat saji. Bahkan kabarnya, satu-satunya barang yang tergolong mewah yang ia miliki adalah sebuah perangkat iPhone yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari.

Kerja keras yang dibalut dengan keyakinan tinggi akan mencapai kesuksesan, menjadi senjata utama seorang Aaron Levie hingga berhasil mencapai posisinya saat ini. Serta didukung dengan gaya hidup yang tetap sederhana meskipun sudah menjadi jutawan, menjadi pelajaran hidup tambahan yang bisa kita contoh.

Sumber: https://finance.detik.com/sosok/d-3562284/pria-ini-dropout-kuliah-dan-jadi-triliuner-di-umur-30-tahun?_ga=2.56072363.1678312924.1500257448-37924754.1475473619